Ketika Kasus Sandal Jepit Merebak ke Mukomuko
GARIH - Pada suatu
ketika, malam ramadhan tahun 1433 H, Mustopo ikut sholat tarwih berjamaah di Mesjid
kampungnya. Seperti yang diketahui di masjid di desa-desa jarang ada tempat
penitipan sandal. Banyak orang memilih membawa sandal jepit. Karena takut
terjadi, kehilangan sandal saat salat tarawih. Ini dikhawatirkan, karena sudah
kerap terjadi.
Nah…! kali ini yang jadi korbannya Mustopo. Ia belum tahu bahwa rumus ke mesjid harus
membawa sandal yang jelek. Malahan ia menggunakan sandal seharga Rp 100 ribu.
Seperti biasanya, sandal jamaah setiap malam sudah diintai oleh oknum tertentu.
Ketika ia usai salat tarawih, betapa kagetnya Mustopo, karena sandal mahal
miliknya sudah tidak ada di tangga mesjid.
Capek berusaha
mutar-mutar di sekitar mesjid, namun sandal kesayangannya tak kunjung
ditemukan. Akhirnya muncul ide miring dalam benaknya, daripada pulang tanpa
sandal, lebih baik memakai salah satu sandal yang ada di tangga mesji tersebut.
Tanpa pikir panjang, Mustopo langsung memandang satu persatu sandal yang ada di
tangga mesjid. Tentunya ia berusaha mencari sandal yang agak bagus dan mahal,
sama dengan sandal miliknya. Setelah diseleksinya, sandal yang paling bagus
hanya bermerek sualow. Tanpa ba bi bu, Mustopo langsung menyorong sandal
tersebut ke kakinya.
Dari
mesjid, Mustopo, langsung berjalan bareng pacarnya. Mustopo diajak sang pacar
ke rumahnya. Meski mengenakan sandal jepit merek Sualow, Mustopo tetap saja
PeDe habizzz. Sewaktu pulang ia sudah ditungg cewenya dipinggir jalan untuk
pulang bareng. Sesampainya di rumah sang cewek, keduanya duduk santai di
beranda depan rumah, sambil menikmati kolak pisang, sisa bukoan.
Ketika sedang asyik duduk
berduaan, orang tua ceweknya pulang dari
mesjid. Seketika itu pula, tiba-tiba adik sang cewek yang baru berumur 6 tahun
itu berteriak histeris, sambil memanggil bapaknya.
‘’Pak
ini sandal bapak. Ternyata bapak tidak pakai sandal ke mesjid tadi ya pak?
Bapak ini sudah pikun ya?’’ kata sang adik cewek seraya mengarahkan jari
telunjuknya ke arah sandal jepit yang dipakai Mustopo. Melihat hal ini, membuat
bapak sang cewek kebingungan. Karena ia memang yakin, ke mesjid tadi
menggunakan sandal itu. Melihat kenyataan ini, membuat Mustopo ikut cemas. Tak
sadar bagi Mustopo kolak pisang yang sudah hampir ditelannya menyembur ke luar,
hingga mengenakan wajah ceweknya.
Apesss pess pess..!
ternyata sandal yang dibawa Mustopa itu, milik bapaknya si cewek. Akhirnya
Mustopo pulang tanpa sandal sambil mengusap-ngusap muka dengan kedua tangannya.
Aka Malaca, Tiga Warga Negara Adu Kecanggihan Tubuh
GARIH - Tiga warga negara tengah terdiam menikmati
kehangatan sauna, yaitu warga negara Amerika, Jepang dan Indonesia. Keheningan
didalam ruangan sauna dipecahkan oleh bunyi, bip,...bip,....bip..., seketika orang
Amerika membuka telapak tangan kirinya, dan membaca tulisan yang tertulis
ditelapak tangannya itu. Dua rekan se 'sauna' nya dengan kagum melihat tulisan
yang muncul ditelapak tangan orang Amerika tersebut.
"Oh, telapak tangan saya telah ditanamkan
chips, saya dapat langsung menerima pesan SMS tanpa alat , SMS nya langung
tampil ditelapak tangan saya,..." ujar si orang Amerika ketika melihat
kedua rekannya bengong.
Sesaat kemudian terdengar dering telepon, orang
Jepang mengangkat tangan kanannya, jempol didekatkan ke telinga sedangkan jari
kelingking kebibirnya, "Oh maaf, saya terima telepon dulu, tangan saya
sudah berisi chips, saya dapat menerima dan berbicara melalui 2 jari saya tanpa
menggunakan HP" kata si orang Jepang.
Melihat semua itu, orang Indonesia mulai gugup, Apa
yang bisa saya tunjukkan untuk mengalahkan orang orang ini, pikirnya. Karena
stress, keinginannya untuk buang air besar tidak tertahankan lagi.
Usai buang air, dia kembali lagi ke ruang sauna,
tetapi karena tidak biasa membasuh bokongnya dengan kertas toilet, seuntai kertas
toilet masih berjuntai di belahan bokongnya.
Dengan keheranan orang Jepang dan orang Amerika
menunjuk ke untaian kertas 'sisa' tsb dan berkata: "Kertas apa itu yang
tergantung dibokong anda...?"
"Oh maaf, saya baru terima Fax.." jawab
orang Indonesia enteng.
No comments:
Post a Comment